Rangkaian turnamen bulutangkis bergengsi Superseries tahun 2008 berakhir. Dimulai dengan turnamen Malaysia Open pertengahan Januari dan diakhiri dengan Hongkong Open akhir November ini. Para pemenang tidak saja menambah pundi-pundi dolar mereka tetapi mencatatkan diri dalam sejarah perbulutangkisan antar bangsa. Enam puluh gelar juara telah dibagikan dari dua belas turnamen yang diselenggarakan. China kembali menjadi pengumpul juara terbanyak sepanjang tahun ini. Bila tahun lalu China meraih 38 gelar juara maka tahun ini terjadi penurunan menjadi 27 gelar juara atau 45 % dari total juara yang diperebutkan. Indonesia tetap berada di tempat kedua dengan 10 gelar juara yang berarti meningkat dari tahun lalu yang hanya 7,5 gelar juara. Ini berarti Indonesia meraih 17 % tempat juara pada tahun ini. Peningkatan prestasi juga dibuat tim Korea yang tahun ini meraih 8 gelar juara, padahal tahun lalu hanya dua gelar saja. Demikian juga dengan Denmark dari 2 juara tahun lalu menjadi 7 juara tahun ini. Penurunan justru dialami Malaysia yang tahun lalu meraih 7 gelar juara sedangkan tahun ini hanya 5 juara saja.
Pemain putra Korea Selatan Lee Young Dae dan pemain putri China Yu Yang menjadi pemain paling berprestasi dalam rangkaian Superseries tahun ini. Kedua pemain muda tersebut sama-sama mengumpulkan enam gelar juara. Lee Young Dae meraih juara ganda putra empat kali bersama Jung Jae Sung di All England, Swiss, China Open dan Hongkong. Dua gelar lainnya diraih pada nomor ganda campuran yang berpasangan dengan Lee Hyo Jung pada Korea dan China Open. Sedangkan Yu Yang meraih 3 gelar diganda putri bersama Du Jing dan 3 gelar di ganda campuran bersama He Hanbing. Nomor ganda putri dijuarai-nya pada Korea, Singapura dan Perancis sedangkan untuk ganda campuran pada Malaysia, Swiss dan Perancis Superseries. Bila juara diibaratkan dengan medali emas, runner up dengan perak dan semifinalis dengan perunggu maka Lee Young Dae menjadi yang terbaik. Lee Young Dae mengumpulkan 6 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Bandingkan dengan Yu Yang yang meraih 6 emas, 1 perak dan 4 perunggu.
Sony Dwi Kuncoro mencatatkan diri sebagai pemenang tunggal putra terbanyak dengan tiga kali juara. Hebatnya Sony meraihnya pada tiga turnamen superseries berturut-turut pada Indonesia, Jepang, dan China Master superseries. Dibawah Sony terdapat 5 pemain yang masing-masing merebut dua gelar juara yaitu Lee Chong Wei (MAS), Lin Dan (CHN), Chen Jin (CHN) dan Peter Gade Christiansen (DEN). Satu gelar juara lagi diraih pemain Korea Lee Hyun Ill ketika turnamen digelar dinegaranya. Prestasi cukup baik ditunjukkan pemain Indonesia lainnya, Simon Santoso. Meskipun gagal meraih juara tetapi Simon berhasil menembus final pada dua seri saat bertanding di Singapura dan Indonesia SS. Pemain senior Indonesia Taufik Hidayat meraih final pertama-nya sepanjang seri superseries pada Perancis SS. Hal ini berarti Taufik baru mencapai final setelah 21 kali turnamen SS atau final satu-satunya selama dua tahun turnamen SS diselenggarakan.
Maria Kristin mencatat sensasi tersendiri bagi perbulutangkisan putri Indonesia. Maria meraih runner up Indonesia Open SS setelah ditaklukkan Zhu Lin (CHN). Sebelumnya Maria maju ke final setelah mengkandaskan dua pemain bintang Zhang Ning (CHN) di semifinal dan Zhou Mi (HKG) di perempatfinal. Prestasi Maria menjadi satu-satu bagi Indonesia untuk menembus empat besar sepanjang 24 kali turnamen SS yang sudah dilaksanakan dalam dua tahun ini. Pada nomor ini pemain Denmark, Tine Rasmussen menjadi peraih juara terbanyak dengan 3 kali juara (Malaysia, All England & Singapura). Menyusul pemain Hongkong Zhou Mi dengan dua gelar juara (Korea & China Master SS) dan Wang Lin dari China juga dengan dua kali juara (Denmark & Perancis SS). Sisa gelar juara dibagi rata masing-masing satu gelar buat empat pemain China (Xie Xingfang, Zhu Lin, Wang Yihan, Jiang Yanjiao) satu pemain Hongkong (Wang Chen).
Pasangan Indonesia Markis Kido / Hendra Setiawan dan pasangan Korea Lee Young Dae / Jung Jae Sung bersaing ketat menjadi yang paling berprestasi. Kedua pasangan sama-sama meraih empat kali juara. Kido / Hendra meraihnya pada Malaysia SS dan tiga kali berturut-turut pada China Master, Denmark dan Perancis SS. Pasangan lain yang berhasil juara adalah M. Zakry / M. Fairuzizuan dari Malaysia (Singapura & Indonesia SS), Lars Paske / Jonas Rasmussen dari Denmark (Jepang SS) dan andalan China Fu Haifeng / Cai Yun (Korea SS). Adik kandung Markis Kido, Bona Septano yang berpasangan dengan M. Aksan berhasil membuat kejutan ketika mencapai final Jepang SS. Sayangnya pasangan non-unggulan ini takluk dari Paske/ Rassmussen di final.
Nomor ganda putri masih didominasi China. Raihan terbanyak diraih Du Jing / Yu Yang dengan tiga kali juara. Disusul rekan-rekannya yang meraih dua gelar yakni Su Cheng / Zhao Yunlei, Yang Wei / Zhang Jiwen dan Zhao Tingting / Zhang Yawen. Indonesia, Malaysia dan Korea masing-masing mencuri satu gelar melalui Vita Marissa / Lilyana Natsir, Wong Pei Tty / Chin Eun Hui dan Lee Kyung Won / Lee Hyo Jung. Pasangan hasil rombakan pasca Olimpiade dari Indonesia Jo Novita / Rani Mundiasti berhasil menunjukkan taji-nya dengan menembus final Denmark Open SS.
Meskipun bertengger pada nomor satu dunia dalam beberapa bulan, pasangan Nova Widianto / Lilyana Natsir hanya meraih satu juara SS tahun ini. Nova / Lilyana menjuarai singapura SS serta menjadi runner up di All England, Jepang daan China Master SS. Pemain Indonesia lainnya M. Rizal yang pertama kali dipasangkan dengan Vita Marissa langsung menjadi juara pada turnamen pertamanya. Rizal / Vita menjuarai Jepang SS. Sayangnya setelah itu prestasi pasangan ini menurun. Pasangan China He Hanbing / Yu Yang menjadi peraih juara ganda campuran terbanyak dengan 3 gelar dan disusul pasangan Korea Lee Young Dae / Lee Hyo Jung yang meraih 2 gelar. Dua pasangan China lainnya juga meraih dua gelar juara yaitu Xie Xongbo / Zhang Yawen dan Zheng Bo / Gao Ling. Satu gelar lagi jatuh ke tangan pasangan Denmark Jaochim Fisher Nielsen / Christina Pedersen.
Pesta belum usai. Memang rangkaian superseries sudah diakhiri pada Hongkong Open. Tetapi sebuah turnamen bergengsi dengan hadiah terbesar dalam bulutangkis dunia disediakan dalam Final Superseries. Delapan peringkat teratas dan memenuhi kreteria lainnya berhak bertarung pada turnamen di Kinabalu, Malaysia tersebut. Bagi pemain yang gagal ke Final Superseries maka rangkaian tahun ketiga Superseries telah menunggu untuk mencari yang terbaik. Malaysia Open yang dilaksanakan bulan Januari 2009 akan menjadi awal arena pertarungan superseries tahun depan. Selamat mengejar prestasi buat pemain dunia di arena Superseries yang bergelimang hadiah.
Wednesday, December 3, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)