Thursday, January 15, 2009
Pertamina dan Bulutangkis Menuju Kebanggaan Bangsa
Awal tahun 2009 ini, Pertamina memberikan sumbangsihnya kepada perbulutangkisan Indonesia dengan menggelar sebuah turnamen terbuka. Turnamen dengan label Pertamina Open ini diselenggarakan untuk kedua kalinya. Usia turnamen yang tergolong balita ini memperebutkan hadiah total 200 juta. Ketika menyaksikan partai final Pertamina Open, saya mencatat beberapa hal yang menarik.
Pertama, kesediaan Direktur Utama Pertamina dan direksi lainnya hadir menyaksikan partai final sekaligus penutupan turnamen. Hal ini menjadi menarik karena di tengah kesibukan yang cukup tinggi dan tuntutan masyarakat akan peningkatan kinerja Pertamina, Pejabat Pertamina tetap menyempatkan diri memperhatikan olahraga kebanggaan bangsa yaitu bulutangkis.
Yang kedua, pernyataan dari pihak Pertamina yang berkomitmen membantu kemajuan prestasi bulutangkis Indonesia. Sebuah kabar gembira disaat kesulitan dana PBSI dalam mengirimkan pemainnya keluar negeri. Seandainya saja logo Pertamina tertempel di kaos pemain sebagai salah satu sponsor pemain Pelatnas maka akan menjadi kebanggaan tersendiri. Sebagaimana tim nasional malaysia yang selalu yang selalu didukung perusahaan nasionalnya, Proton dalam setiap aksi di lapangan pertandingan. Kalau mau lebih jauh lagi Pertamina bisa mengejar aksi perusahaan sejenis di negeri Jiran, Petronas yang menjadi sponsor event-event besar olahraga dunia. Kalau Pertamina memang berniat ke arah itu berarti untuk mencapai-nya maka terdapat sebuah semangat agar Pertamina sebagai perusahaan bisa satu level dengan perusahaan seperti Petronas.
Yang ketiga, Pertamina bertekad konsisten menggelar turnamen ini setiap tahun dan meningkatkan kualitasnya. Suatu hal yang positif dimana pemain-pemain muda bisa menempah diri dalam berbagai turnamen dalam negeri. Terpuruknya prestasi pemain yunior Indonesia baik tingkat Asia maupun dunia dituding karena kurangnya pengalaman bertanding. Maka dengan semakin berkualitas dan meningkatnya kuantitas turnamen dalam negeri bisa menjadi solusinya. Bahkan diharapkan lebih banyak perusahaan-perusahaan yang menggelar turnamen sebagai wujud tanggung jawab sosial kepada bangsa. Perusahaan-perusahaan itu diharapkan menyisihkan sebagian program marketing dan CSR (Corporate Social Responsibility) pada bulutangkis. Sejauh ini baru beberapa perusahaan saja yang melakukan hal tersebut antara lain turnamen Gudang Garam Jawa Pos, Tangkas Alfamart, Astec Open atau Djarum yang tahun lalu menjadi sponsor utama Indonesia Open Super Series.
Dari arena pertandingan sendiri, pada kelompok dewasa terlihat pemain dan mantan pemain pelatnas masih terlalu tangguh buat pemain muda. Sebagai contoh, meskipun tampil sebagai pasangan dadakan Flandy Limpele / Sigit Budiarto berhasil menjadi juara ganda dewasa putra setelah mengalahkan Ade Lukas / Hadi Saputra 21-11 21-17. Kiprah pasangan muda yang sempat melaju babak 16 besar Indonesia Open tahun lalu, Albert Saputra / Rizky Yanu terhenti di semi final juga dari Flandy / Sigit dengan pertarungan ketat 16-21 21-13 21-12. Demikian pula di nomor tunggal, pemain muda Djarum, Dionysius Hayom Rumbaka yang mempunyai kelebihan smash yang keras ternyata belum mampu mengatasi pemain yang lebih senior, Ahmad Rivai. Pertarungan final tersebut dimenangkan Rivai dengan mudah 21-13 21-9. Jika dibandingkan dengan pemain seusia para yunior Indonesia seperti Saina Nehwal (India) atau Yao Lei (Singapura) yang sudah mencetak prestasi di arena senior maka hasil Pertamina Open bisa menjadi tolak ukur prestasi pemain muda Indonesia. Tetapi dengan kehadiran para senior untuk menghadang pemain muda merupakan tantangan tersendiri buat pemain muda dan semakin menambah pengalaman mereka. Inilah sisi positif lainnya dari turnamen seperti Pertamina Open ini.
Dalam turnamen yang dikomandani mantan bintang bulutangkis Rosiana Tendean ini juga menghadirkan pertandingan eksebisi antara ketua MPR Hidayat Nur Wahid dengan pasangan dari Pertamina melawan Wakil ketua umum PBSI Sabar Yudho yang juga dipasangkan dengan pemain dari pertamina. Dihadapan para penonton para pejabat tersebut melakukan pertandingan dengan serius. Kepedulian mereka bukan hanya dalam tataran kebijakan saja tetapi juga dalam masalisasi bulutangkis itu sendiri. Bahkan Bapak Hidayat Nur Wahid pernah menggelar turnamen sendiri, Hidayat Nur Wahid Open. Memang pak Hidayat tidak sendiri, tokoh nasional lainnya seperti Megawati dan Sutiyoso pernah menggelar acara serupa. Terlepas dari masalah politik, terjunnya tokoh-tokoh nasional ke bulutangkis menjadi poin tersendiri. Apalagi seperti kita ketahui banyak tokoh lebih memilih mengurus sepak bola yang lebih mendatangkan banyak massa.
Kembali pada Pertamina Open, seperti dibahas sebelumnya publik bulutangkis berharap Pertamina berperan lebih besar dalam memajukan bulutangkis Indonesia. Sama seperti harapan publik agar Pertamina lebih maju sebagai perusahaan milik negara. Kalau negara tetangga sangat bangga dengan bulutangkis dan Petronas-nya maka sudah saatnya Indonesia mempunyai kebanggaan terhadap bulutangkis dan Pertamina.
Hasil Lengkap Final Pertamina Open 2009
Tunggal Remaja Putra : Ari Jauhari (Tangkas Alfamart) - Putra Eka (Jaya Raya) 21-18 21-12
Tunggal Remaja Putri : Sella Devi Aulia (Jaya Raya) - Anggia Sitta (Jaya Raya) 21-17 21-18
Tunggal Taruna Putra : Evert Sukamta (Tangkas Alfamart) - Tunggul Mursito (Aufa) 23-21 21-10
Tunggal Taruna Putri : Renna Suwarno (Jaya Raya) - Novalia (Tangkas Alfamart) 21-9 21-7
Ganda Taruna Putra : M. Ulinuha / Berry Angriawan (Djarum) - Alvin Iqsandy / Didit (Djarum) 21-17 21-17
Ganda Taruna Putri : Claudia Ayu / Della Destiara (Jaya Raya) - Ganis / Gebby (Ratih/ Ragunan) 21-11 21-14
Tunggal Dewasa Putra : Achmad Rivai (Ratih) - Dionisius Hayom (Djarum) 21-13 21-9
Tunggal Dewasa Putri : Bellaetrix Mannuputy (Jaya Raya) - Yuli Marpuah (SGE) 21-12 21-16
Ganda Dewasa Putra : Flandy Limpele / Sigit Budiarto (SGE/Djarum) - Ade Lukas / Hadi Saputra (MFP) 21-11 21-17
Ganda Dewasa Putri : Devi Tika P / Kesha (SGE) - Anneke Feinya / Wenny S (Jaya Raya) 21-8 21-23 21-19
Ganda Veteran A : Reony Mainaky / Effendy (MFP) - Didin Rahmat / Tatang Mulyana (KTB) 21-14 21-16
Ganda Veteran B : Imam / Bambang Setiaji (Pertamina) - Yoyada / Bambang (Pertamina) 21-14 20-22 22-20
Sumber hasil pertandingan : Panita Turnamen Pertamina Open
PEMAIN TERBAIK 2008
Seperti tahun sebelumnya, Kolom HK yang dimuat beberapa web site memilih pebulutangkis terbaik. Metode yang digunakan adalah menghitung perolehan gelar juara dari sang pemain dengan mengurutkan level turnamen yang dijuarai tersebut. Sebenarnya menentukan pemain terbaik dilakukan banyak cara seperti pooling atau dari rangking dunia. Penentuan dari pooling memiliki kelemahan karena terkadang faktor popularitas lebih menentukan ketimbang prestasi. Sedang sistem rangking dalam bulutangkis memiliki kelemahan karena tidak di hitungnya nilai beberapa turnamen seperti super series master dalam sistem ranking dunia versi BWF.
Pada bagian putri, pemain China Yu Yang menempati urutan terbaik. Sepanjang tahun 2008 Yu Yang meraih medali emas Olimpiade di nomor ganda putri dan perunggu di ganda campuran. Pada ajang Super series, Yu Yang menjadi juara sebanyak 6 kali ditambah satu gelar juara Grand Prix Gold. Bersama dengan pasangannya Du Jing, Yu Yang menjuarai ganda putri Korea Open SS, Singapore Open SS dan France Open SS. Sedangkan gelar juara ganda campuran bersama He Hanbing disabet pada Malaysia Open SS, Swiss Open SS, France Open SS dan GPG India Open. Yu Yang menjadi salah satu andalan tim bulutangkis China ketika merebut Piala Uber di Jakarta.
Peringkat kedua putri ditempati pemain Korea Lee Hyo Jung yang meraih medali emas ganda campuran dan medali perak ganda putri Olimpiade. Selain itu Lee Hyo Jung juga meraih juara di turnamen super series sebanyak tiga kali dan grand prix dua kali. Gelar-gelar itu diperoleh di dua nomor yaitu ganda putri dengan Lee Kyung Won dan ganda campuran bersama Lee Yong Dae. Menyusul ditempat ketiga pemain China Du Jing. Pemain yang hanya tampil di nomor ganda putri ini merupakan pasangan Yu Yang. Du Jing meraih satu emas Olimpiade, tiga kali juara super series dan anggota tim juara Piala Uber. Pemain terbaik keempat disematkan pada Zhang Ning. Pemain yang diakhiri karir di tahun 2008 meraih prestasi yang mengagumkan dengan merebut medali emas Olimpiade dua kali berturut-turut tahun 2004 dan 2008. Konsistensi pemain yang sudah senior ini patut dicontoh pebulutangkis-pebulutangkis muda. Terakhir peringkat kelima menjadi milik Zhou Mi. Pemain yang mengaku sering dikorbankan untuk mengalah dari rekannya saat membela China ini, akhirnya hijrah ke Hongkong. Kepindahan ke Hongkong membuat prestasi-nya kembali mencuat hingga menempati peringkat satu BWF nomor tunggal putri. Gelar juara yang dikumpulkan Zhou Mi dengan menjuarai Super Series Master, Korea Open SS, China Master SS, GPG India Open, GPG Macau Open dan GP New Zealand Open
Pada bagian putra, posisi teratas milik pemain muda Korea Selatan Lee Yong Dae. Peraih emas ganda campuran olimpiade ini membawa Korea Selatan menembus final Piala Thomas Cup untuk pertama kali sepanjang sejarah. Selain Emas Olimpiade dan runner up Piala Thomas, Yong Dae berhasil mendapatkan lima gelar juara Super Series (MD All England, MD Swiss, MD Hongkong, MD China, XD China dan XD Korea), 1 GPG (MD Asian Championships), 1 GP (XD German Open) dan 1 Challenge (MD Korea Challenge). Yong Dae berprestasi di ganda campuran bersama Lee Hyo Jung dan ganda putra dengan Jung Jae Sung. Jung Jae Sung sendiri ditempatkan di posisi kelima terbaik dunia tahun ini dengan perolehan empat gelar juara super series, satu grand prix gold dan satu Challenge series yang semuanya bersama Yong Dae.
Terbaik kedua dan ketiga pada bagian putra ditempati bersama oleh pasangan Markis Kido / Hendra Setiawan. Selama tahun 2008 ini kedua selalu mencatat prestasi bersama. Kido / Hendra menjadi pahlawan Indonesia dengan mempertahankan tradisi emas olimpiade buat bangsa tercinta. Kido / Hendra juga meraih juara super series di tiga turnamen berturut-turut dari empat gelar yang dicapai tahun ini. Awal tahun Kido / Hendra menjuarai Malaysia Open dan kemudian tiga gelar berturut-turut tersebut diraih pada China Master, Denmark Open dan France Open. Peringkat keempat tahun ini disandangkan ke pemain China, Lin Dan. Pemain yang dijuluki super Dan ini akhirnya melengkapi semua gelar yang dimilikinya dengan medali emas Olimpiade tunggal putra. Meskipun jarang diturunkan bertanding, Lin Dan sempat mencicipi gelar juara lainnya yaitu Swiss Open SS, China Open SS dan GPG Thailand Open.
Untuk tingkat nasional, metode yang dipakai untuk menentukkan yang terbaik berdasarkan prestasi di ajang turnamen Internasional. Peringkat dua teratas bagian putra sudah tentu milik Markis Kido / Hendra Setiawan yang prestasi nya termasuk lima besar dunia. Menyusul diperingkat ketiga Sony Dwi Kuncoro yang menciptakan hatrik di ajang super series. Sony menjuarai Indonesia Open, Japan Open dan China Open. Peringkat keempat menjadi milik Nova Widianto yang meraih perak Olimpiade dan juara Singapore Open SS nomor ganda campuran. Tahun 2008 ini Nova yang berpasangan dengan Lilyana Natsir lebih banyak terjebak sebagai runner up. Selain runner up Olimpiade, mereka juga menjadi runner up All England SS, Japan Open SS, China Master SS dan GPG Asia Championships. Bahkan di GPG Asia Championships, Nova tidak hanya runner up di ganda campuran tetapi juga di ganda putra bersama Chandra Wijaya. Pencapaian Muhamad Rizal meraih juara Japan Open SS saat pertama kali berpasangan dengan Vita Marissa menempatkannya meraih posisi kelima.
Untuk pemain nasional bagian putri, pemain nomor satu menjadi milik Lilyana Natsir. Selain berprestasi bersama Nova Widianto, Lilyana juga mencatat prestasi dinomor ganda putri bersama Vita Marissa dengan menjuarai Indonesia Open. Vita Marissa sendiri ditempatkan di posisi kedua. Selain juara Indonesia Open, Vita menjadi juara Japan Open bersama. M. Rizal dan GPG Asian Championships bersama Flandy Limpele. Peraih perunggu Olimpiade, Maria Kristin menempati posisi ketiga. Maria telah menunjukkan prestasi mengesankan pada ajang Olimpiade dan Indonesia Open SS. Meskipun tidak diunggulkan, Maria berhasil mengalahkan pemain-pemain besar dunia dan kemudian merebut salah satu medali olimpiade dan menembus final Indonesia Open SS. Tempat keempat diberikan kepada Lita Nurlita. Meskipun secara kualitas individu masih dibawah pemain lainnya seperti Greysia Polii tetapi secara prestasi Lita mampu merebut gelar juara turnamen sekelas Grand Prix Gold di Taipei Open. Lita bersama pasangan Devin Lahardi melengkapi gelar juara GPG Taipei Open dengan medali emas PON. Terakhir di peringkat kelima menjadi milik Shendy Puspa. Pemain yang lebih banyak dikirim oleh klub Djarum ini, meraih dua gelar juara Grand Prix di turnamen yang sama, Vietnam Open. Nomor ganda putri di juarai-nya bersama Meliana Jauhari dan ganda campuran berpasangan dengan Ahmad Tantowi. Di ajang Grand Prix lainnya Shendy bersama Meliana berturut-turut menjadi runner up di GP Bittburger Open, GP Bulgaria Open dan GP Dutch Open. Bahkan di Bulgaria Open dan Dutch Open, Shendy juga meraih runner up di ganda campuran bersama Fran Kurniawan. Prestasi lain Shendy / Meliana di ganda putri adalah menembus semi final turnamen super series di Indonesia. Pada level yang lebih rendah Shendy / Meli juara di beberapa turnamen Challenge seperti Polish Open, Spanish Open, Touluse Open dan Indonesia Challenge. Untuk ganda campuran Shendy bersama Fran Kurniawan menjuarai turnamen Challenge di Finnish Open, Toulose Open dan Indonesia Challange.
Seperti tahun sebelumnya dipilih best of the best dunia dan Indonesia. Untuk tingkat dunia pemain terbaik putra Lee Yong Dae lebih mengungguli perolehan gelar juara dari pemain terbaik putri Yu Yang. Dengan alasan tersebut Kolom HK memilih Lee Yong Dae sebagai pemain terbaik dunia 2008 menggantikan yang terbaik 2007 Gao Ling (Baca Kolom HK : Pemain Tebaik 2007). Sedangkan untuk tingkat Indonesia peraih emas Olimpiade Markis Kido dan Hendra Setiawan tidak terbantahkan menjadi yang terbaik sepanjang 2008. Mereka menggeser pemain putri Indonesia nomor satu 2008 sekaligus pemain terbaik 2007, Lilyana Natsir. Akhirnya, seperti disampaikan tahun-tahun sebelumnya bahwa pemilihan ini bisa berbeda-beda tergantung cara penilaian dan analisa dalam menentukkannya.
Rangkuman :
Pemain Dunia Terbaik Putra :
1. Lee Yong Dae, KOR (1 emas Olimpiade, 6 juara SS, 1 juara GPG, 1 juara GP, 1 juara Challenge)
2-3. Markis Kido dan Hendra Setiawan, INA ( 1 emas olimpiade dan 4 juara SS)
4. Lin Dan, CHN (1 emas Olimpiade, 2 juara SS dan 1 juara GPG)
5. Jung Jae Sung, KOR (4 juara SS, 1 juara GPG dan 1 juara Challenge)
Pemain Dunia Terbaik Putri :
1. Yu Yang, CHN (1 emas + 1 perunggu Olimpiade, 6 juara SS dan 1 juara GPG)
2. Lee Hyo Jung, KOR (1 emas + 1 perak Olimpiade, 3 juara SS dan 2 juara GP)
3. Du Jing, CHN (1 emas Olimpiade dan 3 juara SS)
4. Zhang Ning, CHN ( 1 emas Olimpiade)
5. Zhou Mi, HKG (1 Super series Master, 2 juara SS dan 1 juara GP)
Best of Best tingkat dunia : Lee Yong Dae (KOR)
Pemain Indonesia Terbaik Putra :
1-2. Markis Kido dan Hendra Setiawan ( 1 emas olimpiade dan 4 juara SS)
3. Sony Dwi Kuncoro (3 juara SS)
4. Nova Widianto (1 juara SS, perak Olimpiade, 3 runner up SS, 1 runner up SS Master, 2 runner up GPG)
5. Muhamad Rizal (1 juara SS)
Pemain Indonesia Terbaik Putri :
1. Lilyana Natsir (2 juara SS, perak Olimpiade, 3 runner up SS, 2 runner up SS Master, 1 runner up GPG)
2. Vita Marissa (2 juara SS, 1 juara GPG, 1 runner up SS dan 1 runner up SS Master)
3. Maria Kristin (Perunggu Olimpiade dan 1 runner up SS)
4. Lita Nurlita (1 juara GPG dan emas PON)
5. Shendy Puspa (2 juara GP, 7 juara Challenge dan 5 runner up GP)
Subscribe to:
Posts (Atom)