Thursday, April 23, 2009

Dedikasi Sang Legenda Buat Ganda Putra Indonesia

Sang legenda hidup bulutangkis Indonesia, Chandra Wijaya memperkenalkan turnamen khusus ganda putra pada jumpa pers rabu 15 April 2009. Turnamen berlabel "Candra Wijaya Men's Double Championship" yang berhadiah total 200 juta ini merupakan turnamen Internasional pertama khusus ganda putra. Chandra Wijaya menggelar turnamen ini sebagai sumbangsih tiada henti bagi perbulutangkisan Indonesia agar tetap berprestasi. Tiga kelompok yang dipertandingkan yaitu kelompok dewasa, taruna (U-19) dan remaja (U-16). Pentas ini rencananya akan diramaikan oleh beberapa nama terkenal seperti pasangan Taufik Hidayat / Flandy Limpele dan Alven Yulianto / Hendra Gunawan serta diikuti pula pemain dari Singapura, Malaysia, Jepang, India dan Ceska.

Berbicara khusus ganda putra, Kolom HK pada situs ini pernah membahas khusus dimana nomor ini telah memberikan prestasi luar biasa bagi negeri ini. Tiga dari enam emas olimpiade Indonesia persembahan dari sabetan raket pasangan ganda putra melalui Ricky Subagya / Rexy Mainaky (1996), Candra Wijaya / Tony Gunawan (2000) dan Markis Kido / Hendra Setiawan (2008). Hal serupa terjadi diarena bergengsi lainnya Kejuaraan dunia dimana ganda putra telah meraup tujuh kali juara dunia yang lebih banyak dibandingkan tunggal putra dengan lima kali juara dunia. Demikian pula dari arena All England dimana ganda putra telah menyumbangkan 17 gelar juara untuk Indonesia yang berarti lebih banyak dari tunggal putra dengan 15 kali. Diantara para juara tersebut tercatat nama Tjun Tjun / Johan Wahyudi yang meraih enam kali juara All England plus juara dunia tahun 1977. Pasangan lainnya Christian Hadinata / Ade Chandra menjuarai dua kali All England dan menjadi juara dunia tahun 1980. Kedua pasang legendaris Indonesia akan mendapat penghargaan khusus dari panitia turnamen ini.

Candra Wijaya sendiri sebagai pemain andalan ganda putra Indonesia telah mempersembahkan prestasi luar biasa buat negeri ini. Hampir semua gelar bergengsi sudah digengamnya mulai dari Olimpiade, kejuaraan dunia, All England, Asian Games, Grand Prix Final, Indonesia terbuka, China terbuka dan turnamen terbuka lainnya. Gelar-gelar Internasional Candra diperoleh tidak hanya dari satu pasangan. Ini menjadi penegas bahwa Candra spesialis ganda yang bisa dipasangkan dengan siapa saja. Tercatat nama-nama seperti Ade Sutrisna, Sigit Budiarto, Tony Gunawan dan Halim Haryanto pernah menjadi mitra Candra dalam meraih gelar Internasional. Belum lagi pemain-pemain lainya yang dipasang even lainnya seperti bersama Markis Kido di Piala Sudirman dan Nova Widianto di Piala Thomas. Prestasi dan pengalaman Candra inilah yang merupakan modal dasar baginya untuk ikut memajukan kelanjutan prestasi ganda putra Indonesia yang dimulai dari "Candra Wijaya Men's Double Championship". Bahkan Candra berencana mendirikan pusat pelatihan dan pendidikan atlet bulutangkis Internasional atau Candra Wijaya Internasional Badminton Centre (CWIBC).

Kembali pada pembahasan "Candra Wijaya Men's Double Championship" yang menurut Candra salah satunya didedikasikan untuk mengangkat gengsi nomor ganda putra sejajar dengan nomor tunggal. Belajar dari berhasilnya kesetaraan hadiah antara nomor putra dengan putri, suatu saat diharapkan hadiah nomor ganda bisa setara dengan nomor tunggal. Sebenarnya untuk kasus di Indonesia, nomor ganda putra lebih banyak dimainkan masyarakat umum. Demikian juga dengan turnamen-turnamen skala lokal dan amatir yang lebih banyak memainkan nomor ganda. Terobosan Candra menggelar turnamen khusus ganda putra ini merupakan cerminan dari budaya bulutangkis di negara ini.

Pada penyelenggaraan tahun-tahun berikutnya Candra mencanangkan turnamen ini menjadi bagian dari kalender BWF. Disamping mengejar poin tersebut, kolom HK mengusulkan Candra membuat terobosan baru dengan menggelar nomor khusus dengan memasangkan pemain-pemain kelompok usia yang berbeda. Misalnya seorang pemain dewasa wajib berpasangan dengan pemain taruna selain mereka mengikuti nomor kelompok umurnya masing-masing dengan pasangan tetap-nya. Nomor khusus ini dimaksudkan untuk mengangkat level permainan para pemain yang lebih muda ke tingkat yang lebih tinggi. Ini terinspirasi dengan model yang sudah berhasil ketika Liem Swie King yang sempat berjaya bersama yuniornya Eddy Hartono. Demikian pula ketika Eddy Hartono sukses dengan pemain yang lebih muda lagi Rudy Gunawan dan dilanjutkan dengan Rudy Gunawan dengan Bambang Suprianto. Tidak sampai disitu Bambang sempat juara dengan pemain angkatan dibawahnya Trikus Hariyanto. Bahkan Cina sesekali memecah ganda terkuatnya saat ini Fu Haifeng / Cai Yun untuk mengangkat level permainan Cheng Xu dan Shen Ye.

Dari berbagai ulasan diatas yang paling menarik tentu-nya adalah menunggu penyelenggaraan turnamen ini sendiri. Gedung Asia Afrika Senayan Jakarta pada tanggal 29 April - 2 Mei 2009 akan menjadi saksi dedikasi seorang legenda bulutangkis Indonesia dalam bentuk lain. Semoga penyelenggaraan turnamen ini akan menjadi pemicu prestasi bulutangkis Indonesia secara umum maupun nomor ganda putra secara khusus.

Hendri Kustian
hendri_kustian@yahoo.com

No comments: