Wednesday, October 8, 2008

Indonesia Bisa, Bangkitkan Bulutangkis Indonesia

Tanggal 20 Mei 2008 diperingati sebagai 100 tahun kebangkitan nasional. Seluruh televisi nasional menyiarkan acara yang sama pada malam harinya untuk menggugah kembali kebangkitan tersebut. Sesuatu yang tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini, negeri Indonesia yang punya potensi kaya raya tetapi malah terpuruk dalam berbagai bidang. Beberapa hari sebelumnya, seorang artis sekaligus tokoh politik tewas saat parade motor besar untuk membangkitkan nasionalisme pada momen seabad kebangkitan bangsa.

Pada acara puncak kebangkitan nasional tadi malam, peraih medali emas Olimpiade Astronomi, Sefrizal wanda dan juara riset matematika Internasional, laila didaulat menyalahkan obor yang didahului oleh deklarasi "Indonesia Bisa" oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa minggu sebelum acara ini digelar sempat dicanangkan bahwa Tim Thomas Cup Indonesia akan mempersembahkan piala tersebut pada peringatan 100 tahun kebangkitan nasional. Sayangnya cita-cita agung anak bangsa tersebut kandas. Tim Thomas Indonesia gagal mencapai final setelah dikalahkan Korea 0-3 di babak semifinal.

Istilah Kebangkitan layak diberikan kepada tim Uber Indonesia. Walaupun hanya ditargetkan semifinal malah berhasil maju ke babak final. Perjuangan pantang menyerah tim Putri Indonesia mendapat acungan jempol dari berbagai kalangan. Semoga kebangkitan tim putri ini terus berlanjut dan tim putra diharapkan menebus kegagalannya di Olimpiade Beijing nanti.

Berbicara kata "Bangkit", sebuah iklan yang ditayang semua televisi nasional dengan bintangnya Dedy Mizwar mendefinisikan sebagai berikut :
Bangkit itu susah (Susah melihat orang susah, Senang melihat orang senang)
Bangkit itu takut (Takut Korupsi, takut mengambil yang bukan haknya)
Bangkit itu mencuri (Mencuri perhatian dunia dengan prestasi)
Bangkit itu marah (Marah martabat bangsa diinjak)
Bangkit itu malu (Malu menjadi benalu dan meminta-minta)
Bangkit itu tidak ada (Tidak ada kata menyerah)
Bangkit itu aku (Indonesia-ku)

Nilai-nilai bangkit tersebut sangat relevan buat semua bidang tidak terkecuali bulutangkis. Bangkit itu susah melihat orang susash dan senang melihat orang senang berarti rasa saling bahu membahu untuk menuju perbaikan. Hal ini sudah ditunjukkan oleh publik Istora yang bahu membahu mendukung perjuangan tim Thomas dan Uber beberapa hari yang lalu. Dan ini juga dapat diartikan bahwa diperlukan pembangunan kompetisi yang positif dan saling dukung sesama pelaku bulutangkis.

Nilai kedua yaitu takut korupsi dan mengambil hak orang lain. Sudah menjadi rahasia umum disegala bidang di negeri ini hampir tidak ada yang tidak tersentuh korupsi. Sesuatu yang sangat membanggakan seandainya organisasi-organisasi bulutangkis tanah air terbebas dari hal itu termasuk percaloan yang bisa dikategorikan Korupsi.

Bangkit itu mencuri perhatian dunia dengan prestasi merupakan idaman kita semua. Indonesia sudah mencuri perhatian dunia lewat bulutangkis. Tinggal bagaimana kita mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi tersebut. Prestasi juga terkait dengan marah karena martabat bangsa diinjak. Dengan prestasi, negara lain tidak akan berani seenaknya menginjak harkat martabat bangsa ini. Malu menjadi benalu adalah nilai yang harus tertanam di jiwa atlet. Negara sudah membiayai mereka, rakyat sudah membiayai mereka. Tunjukkan prestasi sehingga tidak menjadi benalu.

Nilai terakhir adalah pantang menyerah. Semangat pantang menyerah membuat seorang pemain Thailand yang tidak terkenal bisa menumbangkan sang Legenda Taufik Hidayat. Semangat pantang menyerah membuat Pia Zebadiah menundukkan beberapa pemain yang peringkatnya jauh lebih tinggi. Pantang menyerah adalah kamus wajib bagi atlet bulutangkis Indonesia.

Semua nilai bangkit tersebut buat Indonesia-ku yang sedang mengenang 100 tahun kebangkitan nasional. Satu abad yang lalu, pendahulu bangsa ini mendirikan Boedi Oetomo dimaksudkan untuk menjadi alat dalam suatu sistem perjuangan bangsa. Seratus tahun yang lalu para pejuang sudah berpikir mencari sistem yang efektif sebagai alat perjuangannya. Mengapa pejuang diberbagai bidang masa ini juga berpikir untuk menciptakan suatu sistem yang baik untuk kemajuan bidang yang digeluti. Satu hal lagi yang diperlukan insan bulutangkis negeri ini yaitu suatu sistem pembinaan yang efektif dan transparan terutama dalam perekrutan pemain muda. Mengingatkan kembali deklarasi presiden kita bahwa "Indonesia Bisa" dan demikian juga "Bulutangkis Indonesia Bisa"


www.bulutangkis.com (22 Mei 2008)
www.badminton-indonesia.com (21 Mei 2008)

No comments: