Written by Hendri Kustian
Majalah Globe Asia edisi Juni 2008 mengumumkan 10 orang terkaya Indonesia 2008. Mereka adalah Abu Rizal Bakrie ditempat pertama yang disusul Robert Budi Hartono, Eka Tjipta Wijaya, Sudono Salim, Putra Sampoerna, Rachman Halim, Sukanto Tanoto, Eddy William Katuari, Prayogo Pangestu dan Murdaya Poo. Kerajaan bisnis yang dibangun dengan kerja keras membuat kesepuluh pengusaha tersebut mencapai puncak kesuksesan. Terlepas dari berbagai kontroversi masalah yang mereka hadapi tetapi beberapa diantara orang terkaya ini ternyata memiliki perhatian yang besar terhadap cabang bulutangkis.
Aburizal Bakrie pemilik perusahaan holding PT. BAkrie & Brothers (group Bakrie) menjadi orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan 9,2 miliar dolar. Dengan kekayaan yang sangat besar, Aburizal Bakrie sempat mencurahkan perhatiannya pada cabang bulutangkis dan beberapa cabang lainnya seperti renang, sepak bola, tenis dan basket melalui yayasan POR Pelita Jaya. Klub bulutangkis Pelita Bakrie ini merupakan tempat bernaungnya pemain muda Tommy Sugiarto. Bahkan Aburizal pernah menjadi pengurus PBSI perode 1985-1993 dibawah kepemimpinan Try Sutrisno. Jabatan yang dipegang Aburizal saat itu adalah sebagai Ketua bidang Dana.
Berikutnya, orang terkaya kedua dinegeri ini adalah Robert Budi Hartono. Bos group Djarum ini memiliki kekayaan 6,8 miliar dolar. PT. Djarum yang merupakan aset terbesar group Djarum sudah sangat lekat dengan dunia bulutangkis. Berbagai turnamen besar seperti Indonesia Open superseries yang baru lalu tidak lepas dari dukungan Djarum sebagai sponsor utama. Belum lagi klub PB Djarum yang telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia bagi Indonesia.
Klub Djarum yang didirikan oleh Robert Budi Hartono tahun 1970 ini awalnya sebagai arena berlatih bagi karyawan PT. Djarum. Kemudian dalam perkembangannya klub Djarum membina atlet-atlet bulutangkis berbakat. Legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King yang merupakan juara All England tiga kali merupakan produk asli klub Djarum. Bahkan tim Piala Thomas Indonesia tahun 1984 hampir semuanya diperkuat pemain Djarum seperti Liem Swie King, Kartono, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Hadi Bowo dan Rudy Heryanto. Satu-satunya pebulutangkis bukan anggota klub Djarum saat itu adalah Icuk Sugiarto. Beberapa pemain Djarum pernah mengecap juara dunia seperti Hariyanto Arbi, Rudy Gunawan, Sigit Budiarto dan Christian Hadinata. Demikian juga pada arena bergengsi seperti All England melalui Christian, Liem Swie King, Heryanto, Kartono, Ardi Wiranata, Eddy Hartono, Gunawan, Hariyanto Arbi dan Sigit Budiarto. Bahkan atlet Djarum mempersembahkan medali emas Olimpiade melalui Alan Budi Kusuma.
Komitmen Djarum pada bulutangkis juga ditunjukkan dengan membangun kompleks bulutangkis bertaraf Internasional diatas lahan 43.207 m2 . Kompleks modern ini dilengkapi dengan GOR, ruang penunjang, dinning hall, asrama atlet dan rumah tinggal bagi pelatih. Dari kompleks yang berlokasi di Kudus ini diharapkan generasi-generasi baru bulutangkis Indonesia akan lahir.
Salah satu klub bulutangkis tempat bernaungnya pemain-pemain top Indonesia adalah Tangkas Jakarta. Klub yang dimiliki oleh Justian Suhandinata ini dihuni atlet-atlet top seperti Simon Ssantoso, Nova Widianto, Lilyana Natsir dan Vita Marissa. Sejak 2 Mei 2008 klub Tangkas disponsori oleh Alfamart sehingga klub tersebut berganti nama PB-Tangkas Alfamart. Beberapa tahun sebelumnya, klub Tangkas sempat disponsori oleh Bogasari yang dikenal dengan nama Tangkas Bogasari. Nama Alfamart maupun Bogasari merupakan nama-nama perusahaan milik orang terkaya Indonesia tersebut. Bogasari merupakan unit usaha Salim Group milik Liem Sioe Liong. Naga tua dari asia yang juga dikenal dengan nama Indonesia-nya, Sudono Salim itu menduduki peringkat empat orang terkaya Indonesia dengan total kekayaan 3,04 miliar. Sedangkan jaringan Alfamart dimiliki oleh Putra Sampoerna. Dengan kekayaannya 4,42 miliar dolar Putra menempati posisi berikutnya dibawah Sudono Salim.
Peringkat keenam orang terkaya Indonesia adalah Rachman Halim. Pengusaha asal Surabaya yang beberapa hari yang lalu meninggal dunia ini, saat pengumuman peringkat kekayaannya mencapai 2 miliar dolar. Mendiang Rahman Halim ini sebelumnya merupakan presiden komisaris PT. Gudang Garam Tbk. Sebuah perusahaan yang rajin mensponsori klub dan turnamen bulutangkis di Surabaya. Klub Suryanaga Surabaya tempat bernaungnya pemain Sony Dwi Kuncoro, pernah mendapat sokongan dari gudang garam. Bahkan akhir Agustus mendatang Gudang Garam menjadi salah satu sponsor turnamen Internasional GGJP Indonesia Challenge yang berlangsung di Surabaya.
Ternyata lima dari sepuluh orang terkaya di Indonesia mempunyai andil dalam perkembangan bulutangkis Indonesia. Sekali lagi terlepas dari semua kontroversi baik politik maupun bisnis, insan bulutangkis selayaknya menghargai mereka. Diharapkan juga konsistensi pengusaha-pengusaha tersebut dalam memajukan bulutangkis serta menanti peran pengusaha-pengusaha kaya lainnya.
Referensi :
- Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia
- 10 Orang Terkaya Indonesia
- Advertorial BOLA Edisi 23 Mei 2008
Published :
www.bulutangkis.com (05 Agustus 2008)
www.badminton-indonesia.com (04 Agustus 2008)
Wednesday, October 8, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment