Wednesday, October 8, 2008

MENJELANG TURNAMEN INDONESIA CHALLENGE 2008

written by Hendri Kustian (email : hendri_kustian@yahoo.com)

Kota Pahlawan Surabaya kembali akan menjadi tuan rumah turnamen bulutangkis GGJP Indonesia Challenge yang berhadiah total 15.000 US dolar. Tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua untuk turnamen berkelas Challenge di Surabaya. Sebelumnya menjadi bagian dari seri turnamen Challange, turnamen ini merupakan bagian dari seri Asia Satelitte. Dalam tingkatan seri turnamen Internasional, level Challenge berada ditingkatan keempat dibawah Superseries, Grand Prix Gold dan Grand Prix. Dibawah turnamen Challenge masih ada level International series dan future series. Istilah-istilah level turnamen seperti Superseries, Grand Prix Gold dan challenge mulai diperkenalkan sejak tahun lalu.

Turnamen kelas Challenge seperti yang akan berlangsung di Surabaya ini merupakan jembatan pemain-pemain pelapis untuk mencari pengalaman sekaligus mendongkrak peringkatnya. Kebanyakan pemain muda memanfaatkan kesempatan seperti ini walaupun beberapa pemain senior juga ikut berkompetisi. Tahun 2008 ini, organisasi bulutangkis dunia BWF menjadwalkan 23 turnamen kelas Challenge. Sampai akhir Juli ini seharusnya diselenggarakan 11 turnamen tetapi satu turnamen dibatalkan. Ini berarti 50 gelar juara dari sepuluh turnamen sudah didapatkan pemenangnya. Indonesia berada pada posisi peraih gelar juara terbanyak dengan 10 gelar juara disusul Jepang dengan delapan gelar juara. Negara-negara bulutangkis lainnya seperti Korea dan Malaysia sama-sama merebut empat gelar juara. Uniknya, negara raksasa bulutangkis China ternyata baru memperoleh satu gelar juara melalui Yi Tai pada KLRC Atwater International. Kengganan China mengikuti turnamen mengikuti ajang ini karena level pemain pelapis China sudah bisa berkiprah pada turnamen yang lebih tinggi.

Keberhasilan Indonesia merebut sepuluh gelar juara pada paruh tahun ini semuanya dipersembahkan oleh anak-anak klub Djarum. Pasangan Meliana Jauhari / Shendy Puspa meraih tiga dari sepuluh gelar tersebut pada Polish International, Spanish International dan Toulouse International. Shendy Puspa sendiri menambah dua gelarnya dinomor ganda campuran di Finish International dan Toulouse International berpasangan dengan Fran Kurniawan. Meliana Jauhari tidak mau ketinggalan dari rekannya itu dalam merebut juara ganda campuran. Meliana yang berpasangan dengan Rendra Wijaya manjadi juara Spanish International. Rendra Wijaya dan Fran Kurniawan juga melengkapi kemenangannya di ganda putra pada Finish dan Spanish Internasional. Dua gelar juara lagi berhasil dipersembahkan pada nomor tunggal putra dan putri melalui Andre Kurniawan (Toulouse Int) dan Maria Elfira (Spanish Int).

Terlihat semua gelar juara diperoleh pada turnamen yang diselenggarakan di benua Eropa. Prestasi klub Djarum tersebut berbeda dengan yang dicapai pemain pelatnas. Memang pemain pelatnas tidak diterjunkan pada seri-seri Eropa mengingat tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi para pemain yunior Pelatnas diturunkan pada salah satu seri yang diselenggarakan di Asia. Pada seri Challenge di Vietnam, tim pelatnas yang menurunkan pemain-pemain muda seperti Debby Susanto, Richi Puspita, Afiat Yuris Wirawan, Wifqi Windarto dan beberapa rekan seangkatannya gagal meraih gelar juara. Prestasi terbaik dari anak muda pelatnas ini hanya semfinalis yang dicapai pasangan ganda putri Komala Dewi / Debby Susanto.

Menghadapi turnamen Challenge di Surabaya ini seharusnya menjadi kesempatan pemain muda pelatnas menunjukkan kemampuannya. Bercermin dari hasil tahun lalu, Pelatnas hanya berhasil meraih satu gelar juara melalui pasangan ganda campuran Ahmad Tantowi / Yulianti. Dua gelar juara diborong klub Djarum melalui Rian Sukmawan / Yonathan S (ganda putra) dan Meliana Jauhari / Shendy Puspa (ganda putri). Nomor tunggal baik putra maupun putri direbut pemain-pemain tamu. Pemain Korea Han Jin Hong menunjukkan keperkasaannya atas pemain-pemain tuan rumah dengan menjuarai tunggal putra. Hal yang sama ditunjukkan pemain China Taepei Yi Ju Chiu pada tunggal putri. Hasil kurang menggembirakan bagi pemain yunior Pelatnas tahun lalu sudah selayaknya ditebus dengan prestasi yang lebih baik tahun ini. Turnamen Challenge di Surabaya ini adalah kesempatan berprestasi bagi mereka ditengah minimnya pemain yunior pelatnas mengikuti turnamen Internasional.

Published :
Tabloid SMASH Edisi II (Agustus 2008)

No comments: